Senin, 30 Desember 2013

DILEMA SANG KAKAK



Mungkin benar, apa yang dikatakan Sudjiwo Tedjo. “Kamu bisa merencanakan menikah dengan siapa, tapi tidak bisa rencanakan cintamu untuk siapa. Menikah itu nasip, mencintai itu takdir”. Dan kira-kira itulah situasi yang dialamai oleh Roy, peria paruh baya yang merantau meninggalkan anak dan istrinya, demi sebuah tugas dan tanggung jawab. Di perantauan Roy bertemu dengan seorang gadis dewasa, yang pernah dikenalnya secara sepintas 10 tahun lalu. Keduanya pun membangun hubungan pertemanan yang akrab, karena keduanya memang berasal dari daerah yang sama. Awalnya, pertemanan biasa-biasa saja, kemudian meningkat menjadi hubungan yang rumit. Pemicunya sederhana, ketika si gadis mengalami sakit sedinri di rumahnya, Roy sebagai teman mengambil inisiatif untuk mengurusnya. Selama beberapa hari Roy membatu gadis temannya itu, tiba-tiba muncul persaan aneh, yang awalnya hanya rasa peduli dan simpati biasa, berkembang menjadi benih cinta. Roy “jatuh cinta”.
Setelah sebulan Roy memendam cintanya, akhirnya disampaikan juga kepada si gadis. Bagi Roy, ini bukanlah hal mudah, mengungkapkan rasa cinta kepada seseorang yang sudah dianggapnya sebagai adik sendiri. Lagi pula, Roy tahu persis kalau si gadis telah memiliki pacar di kampung halamannya. Sementara itu, Roy juga menyadari kalau dirinya adalah pria beristri yang harus bertanggung jawab kepada keluarganya. Dengan dasar itulah, Roy mulai mengatur jarak dengan si gadis. Roy ingin melawan takdir cintanya dengan menjauh dari si gadis. Harapannya, benih cinta itu tidak tumbuh menjadi petaka bagi si gadis dan keluarganya.
Beberapa hari Roy mencoba menjauh dan bersikap wajar kepada si gadis. Namun, upaya Roy ternyata gagal. Si gadis kecewa dan tidak bisa menerima perubahan sikap Roy. Sebagai teman “curhat”, si gadis merasa kehilangan kakak yang selalu mendengarkan keluh kesahnya, dan membesarkan hatinya jika sedang lara.
Akhirnya Roy kembali seperti semula, menjalani hidup yang akrab dengan si gadis. Meski tersiksa, Roy tidak ingin mengecewakan si gadis yang sudah dianggapnya sebagai adik sendiri. Roy hanya berharap, semoga takdir cinta yang tumbuh tidak mekar menjadi petaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar