Jalan 23 Januari |
Belanda merencanakan pembumi hangusan segala aset di daerah jajahannya,
termasuk di daerah Gorontalo, jika terjadi serbuan Jepang. Rencana ini
diketahui oleh seorang perempuan bernama Saripa Rahman Hala, penyelidik pada
pemerintahan Belanda. Dengan semangat
nasionalisme, Saripa Rahman Hala membocorkan informasi tersebut kepada O.Kaharu dan Ahmad Hipy kemudian
diteruskan ke Kusno Danupoyo.
Untuk menghadapi
rencana Belanda tersebut, tokoh-tokoh patriotic Gorontalo melakukan rapat rahasia di kediaman Kusno Danupoyo.
Hasilnya dibentuk komite duabelas sebagai wadah perjuangan melawan penjajah.
Komite ini terdiri atas Nani Wartabone (Ketua), Kusno Danupoyo (Wakil ketua),
Oe.H. Buluati (Sekretaris), A.R.Ointoe (Wakil sekretaris), beranggotakan: Usman
Monorfa, Usman Hadju, Usman Tumu, A.G.Usu, M.Sugondo, R.M.Danuwatio, Sagaf
Alhasni dan Hasan Badjeber.
Pada tanggal 23 Januari 1942, Komite 12 bersama rakyat
Gorontalo melakukan perlawanan dan
merebut kekuasaan dari tangan Belanda, dengan menangkap 15 orang anggota pemerintah
Belanda di Gorontalo. Sukses merebut markas Belanda di Gorontalo, Tim 12 di
bawah pimpinan Nani Wartabone bersama
rakyat Gorontalo, mengibarkan bendera
Merah Putih sebagai bukti bahwa daerah Gorontalo telah merdeka. Untuk
menjalankan pemerintahan yang
ditinggalkan Belanda, maka dibentuk
pucuk pimpinan pemerintahan Gorontalo (PPPG) yang terdiri dari 12 orang anggota
Komite 12 dibawah pimpinan Nani Watabone.
Berita tentang peristiwa 23 Januari 1942 dan berdirinya PPPG
di Gorontalo, disebarkan ke daerah-daerah di sekitar Gorontalo. Untuk
menyebarkan berita tersebut, diutuslah Muhammad Tahir ke Banggai, Ismail Komda
ke Ampana, Dai Wartabone ke Una-una dan Ibrahim Usman ke Toli-Toli. Tujuannya
adalah agar perjuangan PPPG mendapat dukungan politik dan membangkitkan
semangat perjuangan rakyat di daerah tersebut untuk meraih kemerdekaan seperti
yang telah dilakukan oleh para Patriotik di Gorontalo.
Untuk mengenang peristiwa “heroic” tersebut, maka diabadikanlah nama “Jalan 23 Januari” di Gorontalo. Jalan ini berada di daerah Pecinan sekitar
pasar sentral lama Gorontalo. Selain
nama jalan, juga ada nama “Stadion 23 Januari” di daerah Telaga. Dan yang
terakhir, tanggal 23 Januari ditetapkan sebagai hari KARAWO untuk Provinsi
Gorontalo, oleh Gubernur Gorontalo.
Hari ini, tanggal 23 Januari, menjadi hari yang sangat
istimewa bagi rakyat Gorontalo, termasuk saya, karena hari ini juga merupakan
tanggal kelahiran saya. (Gorontalo, 23 Januari 2014).