Rismawati Kama (Nico) |
Rasa penasaran untuk mengenalnya sudah tidak terbendung.
Setiap hari, dia dengan setia mengunjungi kami di kantor, sembari menebar
senyum optimisnya. Akhirnya kuputuskan untuk mengajaknya berbincang guna mengenal dia lebih dekat. Nico, itulah
nama ibu paruh baya ini. Penjual kacang tore (kacang goreng dengan kulitnya,
kalau di Jawa disebut kacang tayamun) dari desa Uidu Kecamatan Limboto Barat. Menjual
kacang sudah dilakoninya sejak 5 tahun silam. Suaminya yang menjadi buruh tani
tidak mampu mencukupi biaya hidup keluarga, inliah yang membuat Nico harus
mencari kerjaan yang untuk menambah
pendapat keluarga.
Nico, nama sebenarnya
adalah Rismawati Kama, memiliki seorang anak yang sudah kelas 3 SD. Dengan
hasil usaha kacang torenya, dia bisa membiayai kebutuhan sekolah anaknya dan
kebutuhan rumah tangganya. Setiap hari Nico menempuh perjalan 18 km untuk
menjajakan kacang torenya. Dengan menenteng tas ganevo, Nico keluar masuk rumah
dan kantor-kantor untuk menjajakan jualannya. Sehari, Nico bisa menjual kacang
tore sebanyak 10 liter dengan harga Rp. 150.000,-. Dari hasil penjualan
tersebut Nico bisa menyisihkan keuntungan bersih sekitar Rp. 70.000,- setelah
dikurangi dengan biaya angkot dan bentor. Apakah itu cukup ?? Nico, menjawab
dengan senyum. “Alhamdulillah.. saya harus mensyukurinya Pak, karena itu rezki
pemberian dari Tuhan”.
Apakah Nico sudah pernah mendapat bantuan dari PNPM atau
dari program lain ??. “Secara langsung belum Pak, saya hanya melanjutkan
pinjaman Ibu saya yang tidak maupu dia bayar, sebesar 2 juta rupiah”. Mengapa
Nico tidak bergabung saja dengan kelompok SPKP (simpan pinjam khusus perempuan) di desanya ??? “Saya tidak tau
Pak, bagaimana caranya bergabung dengan kelompok itu”. Jawaban-jawaban Nico,
seperti menampar muka saya. Sejumlah pertanyaan mengusik benak saya. Apa yang
dikerjakan Fasilitator PNPM-MP di lapangan ?,
sehingga Nico tidak terlihat dari mata hati mereka.
Mungkin Nico adalah salah satu dari sekian banyak
orang-orang kecil yang tidak kita pedulikan. Orang-orang yang layak mendapatkan
dukungan dan bantuan dari kita, tapi faktanya; mereka berjuang sendiri
mengarungi hidup yang keras. SUNGGUH, INI SEBUAH IRONI !!!.
(Gorontalo, 10 Januari 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar